Henrikh Mkhitaryan Pastikan Pensiun Usai Kontrak di Inter Milan Berakhir, Tak Tertarik Main di Liga Arab

Arazone

Suararakyatnusantara.com, MILAN – Gelandang senior Inter Milan, Henrikh Mkhitaryan, menyatakan secara terbuka bahwa dirinya akan mengakhiri karier sepak bolanya setelah kontraknya di klub asal Italia tersebut selesai pada musim panas 2026. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam wawancara eksklusif dengan La Repubblica yang dikutip oleh FCInterNews.

Meski bergabung di usia yang tidak muda, pemain berusia 36 tahun ini tampil gemilang dan menjadi figur penting di ruang ganti Nerazzurri. Ia turut berperan membawa Inter menjuarai Serie A musim 2023/2024, meski gagal meraih gelar Liga Champions yang selama ini mereka incar.

Mkhitaryan juga mengaku masih merasakan luka mendalam akibat kekalahan telak 0-5 dari Paris Saint-Germain di final Liga Champions bulan lalu. Kekalahan tersebut menjadi pertandingan terakhir di bawah arahan Simone Inzaghi, yang kemudian meninggalkan klub untuk melatih Al-Hilal. Kini, posisi pelatih diisi oleh Cristian Chivu, legenda klub yang kini memulai karier kepelatihan seniornya.

Mkhitaryan Tegas: Setelah Inter, Saya Selesai Bermain Sepak Bola

Dalam pernyataannya, Mkhitaryan menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki niat untuk melanjutkan karier ke liga-liga lain seperti Arab Saudi atau kembali ke kampung halamannya di Armenia. Ia menyebut bahwa dirinya mencintai sepak bola bukan karena uang, melainkan karena kecintaannya terhadap permainan itu sendiri.

“Saya tidak ingin pensiun dengan penyesalan karena melakukannya terlalu cepat. Setelah Inter, saya selesai. Saya tidak ingin menurunkan level. Saya tidak akan kembali ke Armenia atau pergi ke Arab Saudi. Dengan segala hormat, saya mencintai sepak bola karena permainannya, bukan karena uang,” tegas Mkhitaryan.

Ia juga menambahkan bahwa musim 2024/2025 menjadi musim paling melelahkan sepanjang kariernya karena harus berlaga di tiga kompetisi berbeda. Meskipun masih ingin bermain, ia menyadari tubuhnya tidak lagi muda dan akan segera menggantung sepatu.

Simone Inzaghi Pergi, Cristian Chivu Bawa Angin Segar di Inter

Setelah kepergian Simone Inzaghi, Inter Milan kini dilatih oleh Cristian Chivu. Di bawah arahannya, Inter mencatat kemenangan pertamanya di FIFA Club World Cup 2025 usai mengalahkan CF Monterrey 2-1, meski sebelumnya hanya bermain imbang melawan Urawa Red Diamonds.

Mkhitaryan mengungkapkan bahwa pendekatan Chivu membawa nuansa baru meski formasi tidak banyak berubah. Ia juga memuji pendekatan mental dan taktis yang ditunjukkan oleh pelatih barunya.

“Filosofi dan idenya baru. Makin cepat kami memahami keinginannya, makin baik. Tidak banyak waktu karena kami langsung bermain di turnamen resmi. Yang penting adalah menerima arahan, belajar, dan bekerja,” ujar Mkhitaryan.

Tentang Luka Kekalahan di Final Liga Champions dan Masa Depan

Meski musim berakhir manis di kompetisi domestik, kekalahan di final Liga Champions masih membekas di hati Mkhitaryan. Ia menyebut luka tersebut akan tetap ada dan tak akan hilang begitu saja, namun tim harus segera bangkit dan fokus pada masa depan.

“Lukanya masih ada. Rasa sakit itu tidak hilang. Tapi tidak ada gunanya terus memikirkannya. Kita harus bangkit, belajar, dan melangkah ke depan,” jelasnya.

Kondisi Mehdi Taremi dan Harapan Akan Perdamaian

Mkhitaryan juga berbicara tentang kondisi rekan setimnya, Mehdi Taremi, yang sempat tertahan di Iran saat konflik dengan Israel berlangsung. Meski situasi sulit, Taremi tetap menunjukkan dukungan kepada timnya yang berlaga di Piala Dunia Antarklub.

“Dia tetap berusaha memberikan semangat bagi kami. Itu adalah sikap yang sangat besar. Menyedihkan memikirkan apa yang terjadi, dan kami hanya bisa berharap agar konflik itu segera berakhir,” tuturnya.

Bimbingan untuk Pemain Muda: Esposito dan Carboni

Di tengah peralihan generasi, Mkhitaryan juga memberikan dukungan kepada dua pemain muda Francesco Pio Esposito dan Valentín Carboni, yang tampil menjanjikan di tur pramusim Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa pemain muda harus terus membuktikan kualitas mereka.

“Kami para pemain senior berusaha membimbing mereka, tapi pada akhirnya semua tergantung mereka sendiri – apakah mereka ingin berkembang atau tidak,” tutupnya. (*)

Bagikan artikel ini
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version