Suararakyatnusantara.com, Jakarta – Pertandingan antara Inter Milan dan River Plate yang berlangsung di Lumen Field, Seattle, pada Selasa malam waktu setempat, seharusnya menjadi momen prestisius bagi tim asal Italia setelah meraih kemenangan meyakinkan 2-0. Gol dari Francesco Pio Esposito dan Alessandro Bastoni berhasil mengunci kemenangan bagi Inter dalam laga persahabatan tersebut.
Namun, sorotan utama justru bergeser dari hasil pertandingan ke sebuah insiden yang mencoreng semangat sportivitas. Bek kiri River Plate, Marcos Acuna, dilaporkan melakukan tindakan dugaan pelecehan rasial terhadap Denzel Dumfries, pemain asal Belanda yang membela Inter Milan. Peristiwa tersebut disebut terjadi usai pertandingan, tepatnya di area ruang ganti pemain.
Laporan dari media Italia FCInterNews menyebutkan bahwa ketegangan yang sudah memanas selama laga berlanjut setelah peluit panjang berbunyi. Insiden ini langsung memicu respons keras dari kubu Inter Milan, terutama Dumfries, yang dikabarkan menghadapi Acuna secara langsung akibat ucapan bernada rasial tersebut.
Kronologi Ketegangan Pasca Pertandingan
Menurut laporan yang beredar, pertengkaran antara Marcos Acuna dan Denzel Dumfries berlangsung dalam suasana yang tegang. Dumfries disebut bereaksi keras terhadap komentar Acuna yang dinilai mengandung unsur diskriminatif. Situasi kemudian memanas hingga beberapa rekan satu tim harus turun tangan untuk melerai dan mencegah terjadinya bentrokan fisik.
Pihak River Plate pun disebutkan turut mengambil langkah cepat dengan menarik Dumfries menjauh dari area konflik untuk meredakan situasi dan mencegah tindakan balasan yang mungkin terjadi.
Insiden ini pun kembali membuka luka lama soal masalah rasisme dalam dunia sepak bola, yang selama ini terus menjadi perhatian serius berbagai federasi dan organisasi olahraga internasional.
Reaksi dan Potensi Konsekuensi
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Inter Milan, River Plate, maupun FIFA terkait insiden ini. Namun, tekanan publik dan media diperkirakan akan mendorong adanya penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan fakta dan memberikan sanksi jika dugaan tersebut terbukti benar.
Sebagai pemain berpengalaman dan pernah mengangkat trofi Piala Dunia bersama Argentina, tindakan Marcos Acuna — jika terbukti — tentu sangat disayangkan dan dapat mencoreng reputasinya sebagai pesepak bola profesional.
Sepak bola sebagai olahraga global diharapkan bisa menjadi wadah inklusivitas dan persaudaraan antarbangsa. Namun, kejadian seperti ini menunjukkan bahwa upaya untuk memberantas rasisme masih harus diperkuat, tidak hanya lewat kampanye, tetapi juga melalui sanksi tegas dan edukasi berkelanjutan kepada para pemain dan ofisial.
Jika benar terjadi, tindakan tersebut jelas melanggar nilai-nilai dasar olahraga dan harus mendapatkan perhatian dari otoritas tertinggi, termasuk kemungkinan intervensi dari UEFA atau FIFA. (*)