Suararakyatnusantara.com, Muenchen – Portugal memastikan diri sebagai juara UEFA Nations League 2024–2025 usai mengalahkan Spanyol lewat drama adu penalti dengan skor 5–3. Pertandingan final yang berlangsung di Allianz Arena, Muenchen, Jerman, pada Minggu (8/6/2025) malam waktu setempat, berakhir imbang 2–2 setelah perpanjangan waktu 120 menit.
Spanyol sempat unggul dua kali dalam laga ini melalui gol Martin Zubimendi pada menit ke-21 dan Mikel Oyarzabal di penghujung babak pertama. Namun Portugal mampu bangkit dan menyamakan kedudukan lewat Nuno Mendes (26’) dan Cristiano Ronaldo (61’).
Pertandingan harus ditentukan melalui adu penalti setelah skor tetap imbang hingga waktu tambahan usai. Penentu kemenangan Portugal datang dari kaki Ruben Neves, yang sukses mengeksekusi penalti terakhir dan membawa negaranya menjadi tim pertama yang dua kali meraih gelar UEFA Nations League. Sebelumnya, Portugal menjadi kampiun edisi perdana pada musim 2018–2019.
Momen haru menyelimuti akhir laga. Cristiano Ronaldo tak kuasa menahan air mata ketika penalti penentu Neves berhasil mengoyak gawang Spanyol yang dikawal Unai Simón. Sang kapten sudah tidak berada di lapangan pada momen adu penalti, setelah ditarik keluar pada menit ke-88 karena cedera dan digantikan oleh Gonçalo Ramos.
Duduk di bangku cadangan, Ronaldo tampak emosional menyaksikan momen krusial dari pinggir lapangan. Ia bersandar di pundak Diogo Dalot, menutup wajahnya, dan tampak gugup menunggu hasil penalti terakhir. Begitu bola meluncur mulus ke dalam gawang, Ronaldo jatuh berlutut dan menangis bahagia. Dalot bahkan sempat mencium kening sang megabintang sebagai bentuk penghormatan.
Dalam pernyataan usai pertandingan, Ronaldo menyampaikan rasa syukurnya atas keberhasilan tim nasional. “Saya sangat bahagia. Trofi ini sangat layak untuk generasi sekarang. Saya telah memenangkan banyak gelar dalam karier, tetapi tak ada yang lebih membanggakan dari meraih kemenangan bersama Portugal,” ungkap pemain berusia 40 tahun itu, dikutip dari Record.
Laga final ini juga menampilkan narasi simbolis antara dua generasi pesepak bola: Ronaldo mewakili era veteran, sementara Lamine Yamal dari Spanyol menjadi ikon generasi baru. Meski menjadi sorotan menjelang laga, Yamal yang baru berusia 17 tahun tidak mampu menunjukkan performa optimal di partai puncak ini.
Yamal tercatat hanya menyentuh bola sebanyak 22 kali sepanjang pertandingan. Ia memang sempat mengancam melalui empat tembakan—dua di antaranya mengharuskan kiper Portugal, Diogo Costa, melakukan penyelamatan. Namun, kontribusinya secara keseluruhan dinilai kurang berdampak.
Sementara itu, BBC mencatat bahwa Ronaldo masih memberikan kontribusi signifikan meski hanya bermain hingga menit ke-88. Ia bahkan tercatat aktif dalam duel bertahan, termasuk merebut bola dari kaki Yamal. “Yamal akan mengambil pelajaran berharga dari malam ini. Ia tak benar-benar terlihat dalam laga ini dan perlu belajar mengatasi tekanan besar seperti ini,” ujar analis sepak bola Spanyol, Guillem Balague, dalam laporan BBC.
Selain mengantar Portugal kembali ke podium tertinggi Nations League, Ronaldo juga mencatatkan gol ke-938 dalam karier profesionalnya, memperkuat posisinya sebagai salah satu pencetak gol terbanyak sepanjang masa.
Dengan keberhasilan ini, Portugal kembali menunjukkan kedalaman skuad dan ketangguhan mental mereka dalam situasi genting. Di sisi lain, hasil ini menjadi pelajaran penting bagi skuat muda Spanyol, termasuk Lamine Yamal, untuk terus berkembang di level tertinggi.(*)