Suararakyatnusantara.com, Jakarta – Mantan gelandang timnas Belgia dan Inter Milan, Radja Nainggolan, mengungkap sisi lain dari kehidupannya yang selama ini jarang diketahui publik. Dalam wawancara eksklusif dengan program televisi Le Iene yang dilansir oleh FCInterNews, Nainggolan menceritakan masa remajanya yang penuh gejolak, pengalaman aneh saat bersama Luciano Spalletti, hingga insiden tak terduga ketika dirinya ditampar fans di sebuah klub malam.
Nainggolan, yang dikenal dengan gaya bermain keras di lapangan dan sikap bebas di luar lapangan, mengaku bahwa sepak bola menyelamatkan hidupnya dari masa lalu yang nyaris membawanya ke jalan gelap. Ia mengisahkan bagaimana hidup pemain yang memiliki keturunan darah Indonesia ini sempat tersesat dalam kenakalan remaja sebelum akhirnya diselamatkan oleh karier profesionalnya di lapangan hijau.
Pemain berusia 37 tahun ini juga menjawab sejumlah isu hangat, termasuk tuduhan keterlibatannya dalam kasus narkotika yang sempat menyeret namanya baru-baru ini.
Masa Lalu yang Penuh Kenakalan: “Saya Sering Berkelahi dan Mencuri”
Dalam pengakuannya, Nainggolan menjelaskan bagaimana kehidupan masa mudanya dipenuhi dengan tindakan nekat karena himpitan ekonomi.
“Saat kecil, saya melakukan banyak hal gila – berkelahi, mencuri. Saya terjerumus karena tidak punya apa-apa dan ingin membawa pulang sesuatu,” ujarnya.
Keberuntungannya datang di usia 16 tahun saat ia mulai serius meniti karier di dunia sepak bola.
“Kalau saya tidak pergi dari situ saat itu, saya tidak tahu bagaimana nasib saya sekarang,” tambahnya.
Karier Bersinar di Roma, Namun Meredup di Inter Milan
Radja Nainggolan menikmati masa keemasan saat membela AS Roma selama empat musim, bahkan sempat disebut sebagai salah satu gelandang terbaik di Serie A. Namun, kariernya tidak berjalan mulus setelah pindah ke Inter Milan pada 2018.
Di Inter, ia gagal menunjukkan performa terbaiknya dan lebih sering menghuni bangku cadangan. Akhirnya, pihak klub meminjamkannya ke Cagliari untuk mencari kembali ritme permainannya. Namun saat itu, usia dan performa sudah tidak mendukung, membuatnya sulit kembali ke level puncak.
Bahkan pemain dengan nama ciri khas Batak ini, sempat bermain di Liga 1 Indonesia bersama FC Bhayangkara sebelum melanjutkan karirnya ke Eropa kembali.
Insiden Aneh Bersama Luciano Spalletti dan Tamparan di Klub Malam
Nainggolan juga membagikan sebuah pengalaman tak biasa saat masih di Roma, di bawah asuhan pelatih Luciano Spalletti.
“Setelah keluar dari kamar Totti, saya dan Pjanic harus melewati lorong. Ternyata Spalletti sedang tidur di tengah lorong. Kami mencoba melangkahi dia diam-diam, tapi dia terbangun dan berteriak, ‘Kalian mau ke mana?!’” kenangnya.
Keesokan harinya, Spalletti langsung mencadangkan Totti dan Pjanic dari pertandingan.
Selain itu, ada pula kisah yang mengejutkan saat ia berada di Inter. Nainggolan mengaku pernah ditampar seorang penggemar fanatik di sebuah klub malam usai tampil buruk dalam satu pertandingan.
“Saya keluar malam itu untuk merayakan ulang tahun teman. Tiba-tiba beberapa ultras datang ke meja kami, dan salah satunya menampar saya. Saya terima saja,” katanya.
“Itulah cara saya menjalani hidup – dengan kebebasan dan prinsip saya sendiri.”
Bantahan Keras Soal Tuduhan Narkoba
Baru-baru ini, nama Nainggolan sempat terseret dalam isu dugaan keterlibatan narkoba. Ia dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyebut semuanya adalah kesalahpahaman.
“Saya ditangkap karena omong kosong,” ungkapnya. “Saya hanya bertukar pesan dengan Sekkaki, teman masa kecil saya. Polisi mengira itu kode, padahal kami cuma bicara soal uang yang saya pinjamkan kepadanya.”
Ia menegaskan bahwa tidak ada kaitan dengan narkoba maupun hutang judi.
“Saya anti narkoba. Tapi media menggambarkan saya seolah-olah saya Escobar. Ini gila. Saya diadili bukan karena apa yang saya lakukan, tapi karena cara saya hidup,” jelasnya.
Nainggolan menutup wawancara dengan pernyataan reflektif
“Jika teman saya berbuat salah, itu urusan dia. Saya hanya selalu berkata jujur, dan mungkin itulah masalahnya di dunia ini.”
Radja Nainggolan adalah sosok yang penuh warna, baik di dalam maupun luar lapangan. Meski sempat berada di jalur yang salah, ia berhasil bangkit berkat sepak bola. Perjalanan kariernya yang naik turun menjadi pengingat bahwa di balik sorotan kamera dan gemerlap dunia olahraga, terdapat kehidupan nyata yang penuh dinamika dan tantangan.(*)