Suararakyatnusantara.com, Medan – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, kembali menyampaikan keinginannya untuk terlibat dalam pengelolaan klub sepak bola PSMS Medan. Kekhawatiran akan nasib klub legendaris tersebut mendorong Bobby untuk mengambil peran lebih aktif dalam upaya menyelamatkan dan mengembangkan PSMS.
Pernyataan itu disampaikan Bobby dalam acara pelantikan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumut yang berlangsung di Regale, Selasa (10/6/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia menyinggung kondisi PSMS yang dinilai semakin memprihatinkan.
“Pak Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, menyampaikan bahwa karena tim U-17 lolos ke Piala Dunia, kita diminta menggelar laga persahabatan dengan negara peserta lainnya. Pemerintah Provinsi mendukung penuh,” ujar Bobby melalui siaran pers, Rabu (11/6/2025).
Bobby juga mengungkapkan bahwa setiap kali mengunggah konten di media sosial, mayoritas komentar yang masuk berkaitan dengan PSMS. Hal ini menurutnya mencerminkan besarnya perhatian publik terhadap klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut.
“Lebih dari separuh komentar menanyakan soal PSMS. Padahal secara kepemilikan, klub ini bukan milik Pemprov, melainkan badan usaha atau perorangan. Tidak ada saham pemerintah daerah di dalamnya,” jelasnya.
PSMS di Ambang Krisis
Saat klub-klub lain mulai mempersiapkan skuad untuk menghadapi Liga 2 musim 2024/2025, PSMS justru belum menunjukkan pergerakan berarti. Masalah finansial yang belum terselesaikan membuat masa depan klub tergantung pada pencarian dana segar dalam waktu dekat.
Kondisi ini membuat Bobby merasa perlu turun tangan. Ia menilai, PSMS memiliki nilai historis dan emosional yang kuat bagi masyarakat Sumut.
“PSMS punya kekuatan menyatukan warga Sumatera Utara. Kalau diminta terlibat membangun kembali klub ini, saya bersedia. Banyak juga warga yang memiliki semangat sama untuk memajukan PSMS,” tuturnya.
Kekhawatiran Klub Lepas dari Sumut
Bobby tidak menutupi kekhawatirannya bila PSMS sampai dijual dan berpindah kepemilikan ke luar daerah. Ia menilai, meski aspek prestasi penting, keberadaan klub sebagai identitas daerah tak bisa dikesampingkan.
“Ada kabar PSMS akan dilepas ke luar Sumut. Sayang sekali kalau tidak dimiliki putra daerah. Di beberapa sektor kita memang perlu punya ego kedaerahan, agar identitas tetap terjaga,” tegasnya.
Menurut Bobby, dunia sepak bola daerah memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, terutama bila dikelola secara profesional dan mendapat dukungan dari suporter. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya menjaga klub tetap berada di Sumut, meski ia tidak memaksakan dirinya sebagai pengelola utama.
“Kalau pun saya tidak mengelola, tidak masalah. Yang penting PSMS tetap dipegang orang Sumut. Klub seperti ini bisa jadi brand besar yang memotivasi atlet-atlet lokal untuk terus berkembang,” pungkasnya. (*)