Babel, Suararakyatnusantara.com – suasana Ramadhan nan Religi belum cukup menyejukkan hati Masyarakat Provinsi Bangka Belitung khususnya Masyarakat Kabupaten Belitung dan Belitung Timur. Penyebabnya sangat sepele yaitu tidak ada nya pembelian Pasir Timah serta tutupnya kegiatan meja goyang timah yang telah cukup lama, warga Dua Kabupaten masih berharap sepenuhnya dengan Komoditas Timah sebagai sektor unggulan, tidak kurang 65 persen masyarakat masih bergantung dari Sektor Tambang ini.
Wartawan Media suararakyatnusantara.com turun ke beberapa Titik Desa dan Dusun, untuk melihat dan mendengar langsung seperti apa fakta-fakta di lapangan agar bisa disampaikan secara luas kepada seluruh pemangku jabatan di Provinsi Bangka Belitung. Kamis (21/03/2024).
AD, salah satu warga yang ada di Kecamatan Membalong menginformasikan kami, warga kecil lah yang menjadi korban dari keadaan yang terus tidak menentu.
“Kami menambang mengunakan alat yang paling sederhana serta paling murah, cukup menyiapkan mesin robin kapasitas 7 PK sudah bisa bekerja, bahan bakar 5 Sampai 10 liter bisa kerja dari pagi sampai sore.
“Sekarang kami sudah cukup menderita terkait kemana akan menjual pasir timah yang kami dapatkan, selama ini kami sangat terbantu dengan aktifitas meja goyang dalam hal pembelian pasir timah, saya berharap kepada seluruh pejabat-pejabat agar sesegera mungkin Carikan solusi karena lebaran semakin dekat,” seloroh AD.
AR seorang perempuan setengah baya membawa mangkok berwarna hijau kecil yang berisi Timah berkisar 4 kiloan ikut bercerita.
“Ini hasil saya melimbang/mengambil timah dari ujung sakkan selama 3 hari kemarin, sudah kurang lebih empat Desa saya lalui untuk mencari meja goyang yang buka, alhamdulilah belum ketemu meja buka bang,” ujar AR.
Ar yang merupakan warga Kecamatan Sijuk lanjut bercerita kenapa bisa seperti ini bang, keadaan pertimahan sekarang tanyanya.
“Timah dalam mangkok inilah harapan satu satunya untuk membeli beras Serta lauk berbuka puasa sore ini,” ungkapnya lirih.
Sementara di Kecamatan Dendang, Dusun Aik Rotan dan Desa Simpang Pesak tampak puluhan orang laki-laki muda dan tua duduk nongkrong sepanjang jalan di beberapa titik bangku yang sengaja dibuat warga, saat dihampiri awak media ini, tanpa rasa sungkan mereka bercerita.
Mul saat memulai pembicaraan mengeluhkan, bahwa sudah 2 hari ini tidak kerja timah jenis suntik darat. Dikarenakan sudah kehabisan ransum untuk beli bahan bakar minyak untuk mesin robinnya.
“Uang yang disiapkan untuk beli minyak Pertalite terpaksa dialihkan untuk membeli kebutuhan pokok dahulu bang. Mudah-mudahan keadaan segera membaik dan meja goyang yang membeli timah segera buka, kami masyarakat kecil hanya butuh makan, bukan kaya bang harapnya,” ungkap Mul Warga Beltim.
Ditempat yang berbeda, beberapa orang kolektor meja goyang timah awalnya enggan saat didekati awak media ini dan terkesan irit bicara, setelah memakai beberapa metode dan menyampaikan maksud dan tujuan akhirnya mau buka suara.
“Saya bukan tidak mau buka bang (meja goyang.. Red), tapi butuh kepastian Smelter mana yang mau menerima timah yang kami beli dari masyarakat, kami juga punya keterbatasan modal usaha uang untuk operasional pembelian pasir timah bang,
“Kami juga butuh kepastian keamanan jangan pas kami buka tahu-tahu sudah rame di media sosial tentang pemberitaan meja goyang bang, kalau tidak ada kepastian keamanan berusaha dan siapa yang membeli pasir timah. Kami kolektor dibawah tidak bisa juga berbuat banyak,” ujar AF mengakhiri pembicaraan.
(Irfan).